Laporan dari media barat mengungkapkan bahwa pernyatan Vatikan yang mengatakan mereka perang terhadap Islam radikal adalah sebagai bagian dari mengalihkan perhatian dunia terhadap skandal seks yang banyak terjadi di kalangan gereja dan banyaknya umat Kristen yang masuk Islam. Sebuah majalah Jerman “Der Spiegel” melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan yang sangat drastis di Jerman terkait skandal seks di sekolah- sekolah maupun di perguruan tinggi Yesuit di Jerman. Laporan menambahkan, seorang mantan mahasiswi di Aloysius College di kota Bonn yang sekarang telah berusia enam puluh dua tahun mengatakan bahwa ia telah diperkosa oleh seorang pastor gereja, dan ia juga menuduh seorang mahasiswa lain bernama Miguel Abrantas beserta sejumlah pastor telah melakukan pelecehan seksual terhadap diri dan rekan-rekannya selama bertahun-tahun semasa mereka masih menjalani pendidikan. Laporan dari Der Spiegel tersebut sebenarnya berfokus secara khusus pada sebuah buku yang berjudul “Bob Sakra” yang disusun oleh seorang mantan mahasiswi sekolah seminari yang saat ini telah berusia 37 tahun – yang isi buku tersebut lebih merupakan cerita pengalaman pribadinya yang mengalami pelecehan seksual oleh sejumlah pastor. Dengan pengungkapan banyaknya skandal kekerasan seksual di gereja maupun sekolah seminari ini telah menyebabkan dekan pada Aloysius College di Bonn, Pastor Theo Schneider mengundurkan diri dari jabatannya karena tuduhan terhadap dirinya yang juga ikut terlibat dalam beberapa kasus pelecehan seksual sebelumnya. Vatikan menghadapi krisis internal Sementara itu, saluran TV Italia “Ray 24″ menyatakan bahwa saat ini Vatikan sedang menghadapi krisis internal selama bertahun-tahun dengan latar belakang keterlibatan sejumlah uskup maupun pastor dalam puluhan kasus pemerkosaan terhadap anak-anak di bawah umur (pedhopilia),“Ray 24″ mencatat bahwa penyelidikan terhadap skandal seks di vatikan sudah dimulai sejak sekitar dua tahun yang lalu dan banyak nama tokoh penting di Vatikan yang ternyata terlibat dalam skandal seks tersebut. Pada kasus yang sama, surat kabar “Arribiblaka” Italia, melaporkan bahwa skandal seks Vatikan telah melibatkan sekitar 4 ribu orang pastor dan Uskup kardinal yang tidak lagi terbatas pada kasus Pedhopilia atau anak-anak di bawah umur yang menjadi budak seks, namun juga termasuk para biarawati. Surat kabar tersebut melaporkan bahwa beberapa pastor dan uskup di gereja Katolik juga melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap biarawati serta kemudian memaksa mereka untuk melakukan aborsi terhadap janin hasil pemerkosaan untuk mencegah terungkapnya skandal. Kasus seperti ini meliputi banyak gereja maupun seminari Katolik di berbagai negara seperti di Amerika Serikat, Brazil, Filipina, India, Italia dan bahkan di dalam gereja Katolik Vatikan itu sendiri. Surat kabar Italia juga melaporkan bahwa untuk menutupi banyaknya kasus skandal seks yang terjadi di lingkungan gereja Katolik serta banyaknya umat kristen yang masuk Islam, Paus Benediktus XVI mencoba bersembunyi dengan isu yang menyerukan agar umat Kristen berkonsentrasi terhadap peringatan tentang bahayanya Islam radikal. | |
Japan | di indo sering tuh kedapatan remaja selingkuh di area masjid |
Satellite Provider | Gereja Amerika rugi miliaran dolar akibat skandal. Konferensi Waligereja America Serikat (USCCB) baru-baru ini mengeluarkan laporan tentang skandal seks yang melanda Gereja di negara itu, yang menyebabkan milaran dolar melayang. Ini tentu sangat mengejutkan. Apalagi skandal itu sudah membuat panas telinga banyak umat Katolik di sana setelah media membongkar satu per satu kasus-kasus skandal para klerus itu. Sekarang, dengan munculnya laporan itu barangkali membuat orang tambah menggeleng- gelengkan kepala, atau bahkan marah dan kecewa. Karena selain telinga panas, ternyata kasus-kasus itu merugikan Gereja Katolik AS hingga miliaran dolar. Dalam laporan itu disebutkan bahwa kerugian yang ditimbulkan -tidak tanggung-tanggung- mencapai $2.488.405.755 atau kurang lebih sekitar 21 triliun rupiah (jika menggunakan kurs rata-rata 9.100 rupiah per dolar). Jumlah yang sangat banyak tentunya. Menurut USCCB, seperti yang dikutip CatholicCulture.org , pada tahun 2011 itu sendiri, total kerugian yang ditanggung keuskupan- keuskupan di Amerika mencapai $108.679.706. Dari jumlah itu $54.4 juta untuk penyelesaian kasus,$6.1 juta untuk terapi para korban,$36.7 juta untuk pengacara,$9.9 juta untuk tunjangan bagi para pelaku, serta $5.6 juta untuk biaya lain- lain. Bukan hanya itu. Ada juga biaya ekstra yang dikeluarkan yang mencapai $35.372.010. Dengan demikian, secara terperinci, total uang yang dihabiskan baik untuk menangani kasus skandal seks di keuskupan-keuskupan maupun tarekat religius selama kurun waktu antara tahun 2004 -2011 mencapai $2.488.405.755. Dari jumlah itu $2.129.982.621 untuk keuskupan dan eparki dan $358.428.134 untuk tarekat religius. Jumlah kasus Tahun lalu dilaporkan ada 21 anak dibawah umur yang diduga mengalami pelecehan oleh imam atau diakon. Tujuh di antara laporan itu dinyatakan ‘bisa dipercaya’ oleh pihak penegak hukum, tiga dinyatakan laporan palsu, lima dinyatakan sebagai pelanggaran batas, dan tiga lagi masih dalam penyelidikan. Sedangkan jumlah orang dewasa yang diduga mengalami pelecehan oleh imam atau diakon di masa lalu mencapai 683 orang, dengan tuduhan diarahkan kepada 551 imam dan tujuh orang diakon. Tapi anehnya, dari jumlah imam yang disebutkan itu 253 orang sudah meninggal, 58 orang sudah menjadi awam, 184 sudah “dipecat” dan 281 dinyatakan sudah pernah ada dalam audit sebelumnya. Dari sekian banyak kasus yang dilaporkan itu, sekitar 68 persen terjadi atau mulai terjadi antara tahun 1960 hingga 1984 dengan mayoritas korban (82 persen) adalah laki-laki, meskipun ada juga (11 orang) dari anak di bawah umur adalah anak perempuan. Meskipun banyak yang mencibir Gereja Katolik AS atas kasus-kasus ini, namun tanggungjawab yang ditunjukkan di sana bisa diacungi jempol. Dalam laporan itu ditemukan pula bahwa keuskupan-keuskupan di AS (untuk pertama kali) memberikan bantuan kepada 453 orang yang datang melapor tahun 2011 dan meminta bantuan penyembuhan atau rekonsiliasi. Sementara sekitar 1.750 orang yang sudah datang melapor pada tahun-tahun sebelumnya masih terus diberikan pelayanan oleh gereja. Memang menyedikan juga karena ditemukan bahwa setengah dari para korban masih berusia antara 10-14 tahun pada saat mereka mengalami pelecehan. Tentu saja trauma itu dibawa hingga usia dewasa. Barangkali yang membuat orang juga bertanya- tanya, kebanyakan kasus yang dilaporkan pada tahun 2011 lalu merupakan kasus-kasus yang terjadi antara 1975-1979. Itu artinya kasus itu dilaporkan 30 tahun kemudian. Tanya kenapa baru dilaporkan? Jawabannya: This is America. |
Satellite Provider | Shmuley Boteach, seorang terkenal di kalangan selebriti Amerika Serikat, bertemu dengan Paus Benediktus XVI baru-baru ini dan dirinya menyarankan gereja untuk menerapkan makan malam Shabat pada setiap Jumat malam, mirip dengan kebiasaan yang sering dilakukan kaum Yahudi. Boteach mengklaim dengan cara itu akan menjadi solusi yang baik bagi gereja untuk menaikkan kembali citra pro-keluarganya yang menderita akibat terungkapnya berbagai skandal pelecehan seks di gereja-geraja Katolik di seluruh Eropa. |
Satellite Provider | ...Setelah pertemuan dengan Paus, Boteach menerima undangan untuk bertemu dengan Kardinal Walter Kasper, yang bertanggung jawab untuk hubungan Vatikan dengan Yahudi. Selama pertemuannya Boteach mengkritik gereja Katolik karena berusaha untuk menutupi-nutupi skandal seks yang banyak terjadi di lingkungan gereja yang dilakukan oleh para pastor. - Sepandai2nya para pastur menutup-nutupi skandal sex gereja akhirnya terbongkar juga. |
Posting Komentar